Sedikit Tentang 'Oasis In The Desert'

Selamat Datang di blog saya. Blog ini sengaja saya beri nama 'Oasis In The Desert' karena sesuai dengan harapan saya semoga blog ini menjadi bermanfaat bagi orang lain seperti manfaat segarnya oasis di tengah gurun. Proses terjadinya oasis berasal dari sesuatu yang kecil hingga menjadi besar dan menyegarkan. Begitu pula dengan blog ini, dengan sedikit sekali ilmu yang saya miliki, saya mencoba membuat dengan sesuatu yang besar tentunya dengan sharing dengan pembaca.
Selamat nge-blog...

Senin, 30 November 2009

Sekilas tentang air zam zam

Air zam zam merupakan air yang khas berasal dari tanah suci umat Islam, Mekkah. Air ini tergolong unik karena menurut cerita mata air ini tidak akan kering. Selain itu penemuan air ini yang menurut kisah ditemukan tidak disengaja oleh kaki Nabi Ismail ketika masih bayi meronta-ronta kehausan sementara ibunya, Siti Hajar berlarian di antara dua bukit yang ada, Shaffa dan Marwah. Rasa dari air ini pun berbeda dengan rasa air yang lain.
Karena keunikan dan khasiat air zam zam yang terkenal, dari pandangan ilmu hidrologi, cabang ilmu geologi yang khusus mempelajari air, air ini cukup menantang untuk dianalisa.
Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita kenal adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali atau dug water well.
Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 hingga 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.
Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter lapisan yang permeabel. Lapisan yang  permeabel inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam. Kedalaman 17 meter ke bawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan basement berupa batuan beku diorit. Batuan beku jenis ini memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tapi belum ada penelitian geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan, sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga per menit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil ke arah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur di bawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur 4 m, kedalaman mata air 13 m. Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter. Data ini menunjukkan suplai air ke aquifer melalui rekahan-rekahan dari gunung yang ada di sekitar Mekkah.
Air pada sumur berasal dari penyerapan air hujan yang jatuh pada Wadi Ibrahim, serta run off dari bukit-bukit lokal sekita Mekkah. Saat ini penyerapan air hujan di daerah Wadi Ibrahim cenderung menurun akibat kepadatan penduduk yang terjadi di daerah itu. Jika dilihat dari letak sumur dan luas daerah penangkapan hujan (Catchment area)  di Mekkah, lokasi sumur Zamzam yang terletak di tengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan hanya 60 Km persegi tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Mekah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.
Kota Mekah terletak di lembah, menurut Saudi Geological Survey (SGS) luas cekungan yang menyuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Mekah.
Sumur ini secara hidrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah haji di Mekah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.
Air zamzam memiliki rasa yang khas, pH berkisar antar 7.9-8.0 yang artinya bersifat basa sampai batas tertentu. NaCl (Sodium Klorida) merupakan sejenis garam yang membuat rasa air zamzam sedikit asin. Persentase mineral yang ada:

Calcium 198
Magnesium 43.7
Chloride 335
Sulfur 370
Iron 0.15
Manganese 0.15
Copper 0.12
(Data diperoleh dari Department of Water and Waste Water Treatment, the Western Province, Saudi Arabia, 1400 HE)

Semoga informasi di atas bermanfaat.


Sabtu, 21 November 2009

Alam: sekolah ketiga

Sebenernya gue bukanlah anak Mapala atau pun organisasi Pecinta alam (PA) manapun. Cuma gue suka aja bertualang ke alam terbuka kayak di pegunungan, sungai, pantai. Selain bidang gue dalam geofisika yang menuntut gue harus mengenal fenomena-fenomena yang terjadi di alam baik  pada atau di bawah permukaan bumi. “Bumi adalah laboratorium seorang geofisisis”, begitu kata Ketua Jurusan gue, Pak Darharta. Dari sekian banyak bentukan alam yang ada, gue lebih tertarik dengan alam pegunungan, atau kalo di organisasi PA biasa disebut sebagai Gunung Hutan (GH).
Pengalaman pertama gue mendaki gunung adalah Gunung Burangrang. Pengalaman yang sangat menarik dan ga akan gue lupa. Di mana gue langsung dikasih liat “keanehan-keanehan” dan banyak pelajaran yang gue dapet. Tapi, bener kata orang, sekalinya mendaki gunung akan ketagihan terus. Dan itu yang gue alami. Walaupun harus keluar keringat dan sampe ngos-ngosan, tapi rasa itu terbayar lunas ketika kita sudah sampai di Puncaknya, atau setidaknya terbayar oleh pemandangan-pemandangan yang Maha Dahsyat indahnya.
Memang banyak yang dapat gue nikmati sekaligus gue pelajari dari setiap langkah yang gue tapaki. Mungkin Tuhan menitipkan banyak “pesan” di sana, dan pesan yang baru gue terima adalah “manusia sangat kecil dihadapan Tuhan Yang Maha Besar”. Pesan singkat, tapi sangat mengingatkan gue dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa gue ga boleh sombong dengan apa yang gue miliki. Ya iyalah, dah gila apa gue sombong ama ke-bego-an gue ini. hehehe…Tapi kan orang bego malah biasanya sombong. Orang bego adalah orang yang ga tau. Jadi kalo dia ga tau ada suatu Zat yang Maha Besar sehingga menyebabkannya sombong berarti dia tuh bego.
Jadi bagi gue, Alam adalah sekolah ketiga di samping keluarga dan pendidikan formal gue di kampus. Dan gue yakin dalam setiap langkah gue, Tuhan akan memperlihatkan KeagunganNya.

Apa hubungannya blog sama hidup??Ga ada!!

Yah inilah postingan pertama di blog gue. Wawasan sempit mengenai dunia maya adalah modal gue. loh kenapa jadi modal? Biasanya kan yang jadi modal itu yang bernilai positif, tapi ini malah negatif. Jawabannya simple, ga lain dan ga bukan karena gue pengen belajar. Iyah belajar tentang segalanya. Kalo kata teman SMA gw dulu, “Belajarlah untuk hidup, jangan hidup untuk belajar”. Jadi sebisa mungkin apa yang gue alami selama hidup gw adalah sebuah pembelajaran.
Bicara mengenai blog, gue bingung apa sih blog? Yang gw tau blog itu kavling (blog=blok). Saking bego nya gue tentang blog, gue bilang aja blog itu singkatan dari go-blog. Emang bener-bener goblog gue nih. Nah belajar dari ke-go-blog-kan gue sendiri, bertanya-tanya lah gue sama sesuatu yang kata orang sangat berharga, yaitu teman.
Kebetulan temen gue lagi cerita tentang blog yang dia buat, tapi sinyal yang gue dapet sih dia bukan cerita, tapi lebih ke arah pamer. Kalo kata Alfonso d’Albuquerque pamer itu adalah sebagian dari penjajahan. Hahahaha…jangan percaya. Gue ngasal abis. Lucu aja pertama kali denger nama si Alfonso itu pas waktu SD di pelajaran IPS dulu trus liat mukanya yang tablo gitu.


 Okeh, balik lagi ke temen gue tadi. Selesai dia ceritain tentang blognya itu, diem-diem gue deketin dia karena malu ama yang laen. “Eh..eh..blog apaan siy?”, gue nanya.  “Dasar bego!!” sentak dia ngomong gitu diikutin tanda seru level 2 lah menurut gue. “Jadi lo ketawa-ketawa pas gue cerita tadi, lo ga tau apa itu blog?…ckckckck…”. Dengan muka polos gue jawab “iya”. Teman gue yang udah melas banget liat muka gue menjawab dengan sangat arif dan bijaksana bak Sang Raja kutilan ngomong ke menterinya, “Blog itu tempat di dunia maya buat lo nulis, nulis apa aja terserah lo. Mau lo tulis jadi buku harian, jadi novel yang lo karang sendiri, sampe jadi buku primbon buat lo masang togel juga bisa”. Dengan jawaban yang demikian gue langsung mengangguk sok iye.
Selain gue nanya-nanya dari temen, gw juga suka baca bukunya Raditya Dika. Waktu itu gue baca yang kedua, Cinta Bronthosaurus (salah ga yaa gw nulis?). Konon bukunya Raditya Dika itu juga dari blognya. Nah, di situlah gue mulai dapet pencerahan tentang yang namanya BLOG.Akhirnya sekarang gue ga go-Blog lagi tentang blog.
Tapi, masalahnya yang utama sekarang adalah minimnya kemampuan gue tentang teknologi. Kalau kata anak muda jaman sekarang, gue ini gaptek. Gagal Praktek ups..Gagap Teknologi maksudnya. Lagi-lagi, gue kudu dan musti bin wajib buat belajar dari siapa pun.
Bicara tentang belajar dengan siapapun, gue suka ama kata-kata, “Selama yang keluar dari pantat ayam itu telor, maka ambillah. Kalau bukan, buanglah jauh-jauh” sampe-sampe ini gue jadiin prinsip dalam hidup gue. Kata “pantat”nya itu lho yang gue geli dengernya. Tapi didukung lagi ama kata-kata dari teman gue. Waktu itu karena gue disekolahkan di sekolah semi-militer, kata-kata yang gw terima mentah-mentah tanpa harus dipikir itu kita nyebutnya doktrin. Doktrin terakhir yang gue dapet dari “abang” waktu itu begini, “Ambillah yang baik dan buang yang buruk”. Gila itu kata-kata dalem banget artinya buat gue. Setelah selama kira-kira gue 1 tahun ditempa dan digembleng dicekokin doktrin macem-macem yang mau ga mau mengubah pola pikiran gue, lalu terakhir gue dinetralkan lagi. Gue menarik di kehidupan nyata bahwa manusia itu awalnya fitrah, hidup denga fitahnya sebagai manusia dan meninggal juga harus kembali ke fitrah. Manusia dikasih kebebasan sama Tuhan untuk memilih. Sekarang tinggal apa yang dikerjakan manusia itu menjadi suatu pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri. Subhanallah Tuhan sungguh Maha Adil.
Teringat omongan bokap gue, “manusia hidup di dunia itu cuma sebentar, ibarat anak-anak yang pergi maen ama temen-temennya dari pagi sampe sore, trus begitu senja tiba sang ortu memanggil untuk pulang ke rumah”. Begitu kata beliau. Rumah kita adalah nanti di akhirat. Berarti menurut gue orang yang ga percaya akan hari akhir adalah orang yang ga punya rumah, tunawisma. Mereka ga tau buat apa mereka hidup.
Sekian dulu deh. Sedikit berbagi cerita aja dari gue. Anggep aja gue yang bego ini lagi kesurupan kalo ngomongnya tiba-tiba serius. hehehe…
Maap yaa kalo di blog ini kadang gue pake bahasa resmi, tapi seringnya gue pake bahasa sehari-hari gue. Tapi, tenang aja, gue gag akan pake bahasa planet kok. Ga ngerti gue.
Sampe di postingan gue berikutnya…



Apa Penyebab Oasis di Tengah Gurun Pasir?

Oasis adalah tempat yang subur di antara tandusnya gurun pasir. Hadirnya mata air dan beberapa tumbuhan mengakibatkan oasis sering dijadikan daerah pemukiman bagi warga yang tinggal di daerah gurun seperti di Sahara.


Oasis di Gurun Sahara

Oasis terjadi ketika adanya erosi yang menyebabkan terbentuknya margin zona depresi yang membentuk cekungan yang mencapai water table sehingga membentuk suatu mata air. Water table adalah zona aliran air di bawah permukaan yang mengalir pada pori-pori batuan dan berada di atas lapisan impermeable (bed rock). Walaupun di daerah gurun pasir, hujan mungkin saja terbentuk walau curah hujannya sangat sedikit, menyebabkan adanya suplai air pada water table sehingga memungkinkan terbentuknya aquifer. Ditambah lagi sifat dari pasir yang memiliki porositas yang tinggi.
Daerah gurun terbentuk dari berjuta ton pasir yang terangkut oleh tenaga yang sangat besar yaitu angin. Untuk badai pasir yang sedang, 10 kubik feet udara mampu membawa 100 gram pasir. Satu mil kubik (1.6 km kubik) udara mampu membawa  4600 ton pasir. Sementara untuk badai yang besar akan membawa 100 juta ton pasir dan debu. Sangat mengegumkan. Sebagian besar oasis terbentuk akibat potensi tenaga angin yang besar yang menyebabkan terjadinya badai. Contohnya adalah Oasis Kharga di Sahara yang panjangnya mencapai 100 mil dan lebarnya mencapai 12-50 mil.
Beberapa jenis tumbuhan tumbuh di daerah oasis akibat adanya bibit tumbuhan yang terbang terbawa oleh angin dan jatuh di daerah oasis tersebut kemudian berkembang biak. Membutuhkan proses dan kondisi yang cukup lama dan sulit untuk membentuk suatu oasis yang besar dan bermanfaat bagi orang banyak.
Itulah salah satu alasan penulis menamakan blog ini 'Oasis In the Desert' karena jika dilihat dari proses pembentukan oasis berasal dari suatu material yang kecil seperti pasir dan benih tumbuhan. Tetapi dengan suatu tenaga yang besar oasis ini mampu terbentuk. Sifatnya yang subur karena memiliki air sebagai sumber kehidupan dan tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.